Heal

Mind

Rest

Eat

Joy

Free

Tirta Empul

·

·


tirta empul -Tirta Empul –
Pura Air Suci dibangun di sekitar mata air suci di Tampak Siring. Selama lebih dari seribu tahun, para pemuja Bali telah tertarik pada Pura Tirta Empul yang mata air sucinya konon diciptakan oleh Indra dan memiliki khasiat penyembuhan. Tradisi ini terus berlanjut hampir tidak berubah di kuil tersebut hingga saat ini. Berusia lebih dari 1000 tahun, kuil dan dua tempat pemandiannya telah digunakan oleh masyarakat untuk kesehatan dan kemakmuran, karena kekuatan penyembuhan dari mata air tersebut.

Sejarah Pura Tirta Empul:
Pura Tirta Empul merupakan mitos yang dijelaskan pada sebuah naskah yang disebut Usana Bali, bahwa seorang raja sombong Bali yang bernama Maya Denawa tidak percaya pada dewa dan melarang rakyatnya untuk menyembah dewa. Kemudian, hukuman untuk raja pun tiba. Prajurit Bhatara Indra tiba untuk menyerang Maya Denawa dan menyingkirkannya dari singgasana. Namun Maya Denawa menggunakan senjata kimia yang menyebabkan semua prajurit Bhatara Indra diracuni hingga tewas. Melihat hal ini Bhatara Indra menancapkan galahnya ke bumi dan memancarkan air. Air ini digunakan untuk menyemprot para prajurit yang mati dan mereka hidup kembali. Sehingga sumber air ini sampai sekarang dipercaya sebagai sumber kehidupan dan kemakmuran. Sangat tepat jika kita mengaitkan mata air ini dengan sistem irigasi di sekitar daerah tersebut, karena mata air ini mengaliri ratusan hektar sawah dari Tampaksiring hingga Pejeng.

Pura yang sekarang sebagai pura umum di Bali, tata letaknya dibagi menjadi 3 halaman. Di halaman tengah dibangun dan halaman pertama dibangun:

  • Kolam dengan 13 air mancur, digunakan sebagai air suci untuk upacara kremasi atau upacara kematian.
  • Kolam dengan 8 air mancur, digunakan sebagai air untuk pembersihan simbolis (pemurnian spiritual), ketika seseorang sakit diyakini dia terinfeksi oleh kotoran immaterial.
  • Kolam dengan 5 air mancur untuk air suci yang digunakan orang-orang dari luar untuk berdoa.

Di halaman pertama juga terdapat kolam untuk pemandian umum. Total jumlah pelinggih di Pura Tirta Empul saat ini berjumlah 30 buah, setelah ditambahkan oleh masyarakat setempat yang memiliki tanggung jawab terhadap pura tersebut. Upacara ini dilakukan setiap 210 hari sekali dan tanggal yang sudah ditentukan dapat dibaca di kalender Bali.

Nama “Tirta Empul” menandakan sebuah sungai jernih yang digunakan sebagai air suci untuk berbagai upacara keagamaan. Pengunjung hanya diperbolehkan masuk hingga halaman utama. Dari sini, Anda dapat menikmati pura kembar dan gerbang yang terbelah, yang umum ditemukan di sebagian besar pura di Bali. Di dalam tempat suci bagian dalam, terdapat sejumlah kolam pemandian untuk umat Hindu.

Biaya masuk per orang: Rp. 15.000

Jam buka: 7 pagi – 6 sore

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *