Heal

Mind

Rest

Eat

Joy

Free

Dualitas kehidupan dan rahasia kebahagiaan

·

·

poleng -Di Bali, ada banyak ajaran spiritual yang berhubungan dengan dualitas. Dualitas berarti dua hal yang berbeda satu sama lain. Anda dapat melihat banyak simbol dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali untuk mengingatkan mereka tentang dualitas dalam kehidupan. Sebagai contoh, kita dapat melihat kain kotak-kotak yang terdiri dari perpaduan warna hitam dan putih dengan ukuran yang seimbang di hampir setiap tempat suci di Bali. Orang Bali percaya akan dualisme timbal balik. Mereka percaya bahwa tidak ada sukacita tanpa kesedihan, tidak ada malam tanpa siang. Mereka memahami bahwa akan selalu ada yang baik dan buruk di dunia dan pada setiap orang. Tujuan mereka adalah melakukan upaya demi keseimbangan dan kebahagiaan bagi kita semua.

[am4show have=”member”]Jadi, apa hubungan antara dualitas dengan rahasia kebahagiaan?

Pertama, kita perlu membahas tentang apa yang membuat seseorang pada umumnya menderita dalam hidupnya. Alasan yang paling umum adalah ketidakmampuan untuk menerima dualitas dalam hidup.

Dalam kehidupan sehari-hari, ada kondisi bahagia dan ada juga rasa sedih di sisi lain. Bagi sebagian besar orang, kesenangan begitu dibayangkan dan kesedihan begitu dijauhi, dan ketika kesedihan itu datang, banyak orang yang tidak dapat mengatasinya dan kemudian menjadi stres. Ada kesuksesan dan ada kegagalan di sisi lain, sayangnya kebanyakan orang hanya ingin sukses tapi tidak siap menerima kegagalan.

Dalam kaitannya dengan keberadaan manusia, kita dapat melihat ada manusia yang menyenangkan dan ada manusia yang menyebalkan dengan segala sikap, pikiran dan perilakunya. Secara alamiah kita menyukai orang-orang yang menyenangkan, namun sayangnya kita berharap bahwa semua manusia akan menyenangkan, sehingga kita tidak bisa menerima keberadaan manusia yang tidak sesuai dengan kategori kita.

Kedua, sudah menjadi kecenderungan mendasar dari sistem otak manusia untuk selalu mencari apa yang dianggap menyenangkan dan menghindari apa yang dianggap tidak menyenangkan. Kecenderungan ini tertanam secara alami dalam setiap otak manusia.

Kecenderungan ini memang kecenderungan alamiah manusia, namun jika kita terlambat menyadari kecenderungan ini maka secara alamiah kita juga akan membentuk mekanisme mental atau mekansime pertahanan ego dalam mengatasi ketidaknyamanan yang kita hadapi. Katakanlah ketika kita mengalami kesedihan, kesedihan, kegagalan, atau ketika kita bertemu dengan orang yang tidak menyenangkan, kita akan dengan penuh semangat menghindar, menolak, dan mencoba mengabaikan semua pengalaman yang tidak menyenangkan itu. Sayangnya, semakin kita menghindari dan menolak suatu pengalaman, semakin lemah kita terhadap kondisi tersebut.

Sekali lagi, semakin kita mencoba untuk menolak dan menghindari suatu pengalaman, semakin lemah kita menghadapi pengalaman tersebut.

Tentu saja tidak ada seorang pun yang ingin mengalami kesedihan, tetapi kesedihan adalah bagian alami dari kehidupan, sisi lain dari sebuah koin yang berlawanan dengan kesenangan yang ada dalam satu koin. Ini adalah dualitas. Ketika kita menolak dan membenci kesedihan, hingga kita melakukan segala cara dan berpura-pura tidak merasa sedih. Solusi palsu itu sebenarnya menimbun benih-benih kesedihan yang lebih dalam di pikiran bawah sadar kita.

Ketika kita sedikit sedih, kita mencoba melarikan diri sesegera mungkin dengan segera pergi bersenang-senang, berjalan-jalan, berbelanja barang-barang yang tidak perlu. Terkadang alkohol dan obat-obatan sering kali menjadi “solusi palsu” untuk kesedihan kita. Karena kita melakukan pola “solusi palsu” ini terus menerus, maka “solusi palsu” ini menjadi kecanduan. Kita kecanduan narkoba, kecanduan belanja, kecanduan alkohol, dan sebagainya. Pada saat yang sama, karena kita tidak pernah belajar untuk menerima dan menghadapi kesedihan, maka semakin kita tidak tahan, kesedihan menjadi semakin kuat dan membuat kita takut.

Jika ditelusuri, yang membuat kita lemah dan mencoba melarikan diri daripada menghadapi adalah karena kita tidak dapat menerima dan mengakui dualitas sebagai bagian alami dari kehidupan. Maka dari itu, menerima dan mengakui dualitas sebagai bagian alami dari kehidupan adalah langkah awal untuk membuat diri Anda lebih kuat dalam menghadapi dinamika kehidupan.[/am4show]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *