Desa Celuk yang terletak sekitar 4 km di barat daya Kecamatan Sukawati, juga merupakan pusat pengrajin emas dan perak di Bali. Jalan utama Jalan Raya Celuk dipenuhi dengan galeri dan bengkel. Desa Celuk juga merupakan penghubung antara Batubulan-Mas-Sukawati-Ubud ‘puncak emas’ pengrajin dan pengrajin Bali.
Barang-barang emas dan perak yang dibuat di sini berkualitas tinggi dan memiliki desain yang unik dan rumit karena para pengrajinnya terkenal akan keterampilan dan ketekunan mereka. Hampir semua rumah tangga di desa ini adalah rumah bagi keluarga pengrajin perhiasan dan setiap penduduk desa Celuk memiliki keterampilan artistik dalam mengembangkan dan mengeksekusi desain yang rumit dan pola yang bervariasi. Barang-barang emas dan perak yang mereka produksi termasuk suvenir dan barang-barang ekspor massal seperti cincin, gelang, kalung, anting-anting, giwang, bros, dan banyak aksesoris dan perhiasan upacara Bali lainnya. Sebagai tujuan wisata, Celuk menyambut Anda yang datang untuk melihat proses desain dan produksi yang rumit dari dekat dan menyaksikan sebuah karya seni yang sedang dibuat. Selain itu, hasil bumi juga dapat dibeli langsung di sini. Banyak rumah tangga yang bertindak sebagai galeri, memamerkan barang-barang di depan rumah mereka melalui pajangan kaca dan yang lainnya dapat dilihat di ruang kerja mereka.
Menuju ke arah timur di sepanjang Jalan Raya Celuk, Anda akan langsung melihat deretan galeri dan toko-toko seni yang menjual emas dan perak. Beberapa tempat juga menampilkan barang-barang selain perhiasan seperti peralatan makan yang didesain secara unik; sendok bermotif gajah, garpu dengan desain bunga, piring dan nampan, serta masih banyak lagi yang dijual di sini.
Deretan toko-toko seni tidak hanya menyambut para calon pembeli, tetapi juga pengunjung yang hanya tertarik dengan desain dan proses produksinya.
Sebagian besar barang memiliki label harga kertas kecil dalam US$ dan, dalam banyak kasus, Rupiah. Harganya bervariasi sesuai dengan berat atau kerumitan desainnya, seperti liontin kecil yang dijual mulai dari Rp 50.000 atau sekitar US$ 5,5. Barang-barang yang rumit dan megah seperti kapal layar perak dalam etalase kaca, atau replika candi mencapai harga sekitar Rp15 juta. Meskipun sebagian besar barang memiliki label harga, tawar-menawar masih dimungkinkan. Aturan umum saat membeli barang di pasar seni tradisional juga berlaku di sini; mulailah dengan setengah dari harga yang tertera di label.
Tinggalkan Balasan